Kesempatan pertama mengunjungi kota Tobelo ini terjadi pada pertengahan bulan Oktober 2013 yang lalu, sehubungan dengan tugas dan pekerjaan yang mengharuskan kami tinggal selama seminggu disana.
Kota Tobelo terletak di semenanjung utara Pulau Halmahera yang sebelah utaranya berbatasan dengan Galela dan sebelah selatan dengan Kao. Kota Tobelo merupakan ibukota Kabupaten Halmahera Utara dari hasil pemekaran provinsi baru, yaitu Provinsi Maluku Utara.
Terdapat 2 bandara yang berdekatan dengan Tobelo, yaitu Bandara Gamarmalamo di Galela ( skktr 29 km dari Tobelo) dan di Kao (sktr 36 km dari Tobelo), dari informasi yang didapat, Bandara Gamarmalamo di pergunakan untuk penerbangan via Manado, Sulawesi Utara sedangkan Bandara Kao untuk penerbangan via Ternate.
Karena ini perjalanan pertama menuju Propinsi Halmahera Utara, maka diputuskan untuk menggunakan jalur darat dari Ternate menuju Tobelo, via Sofifi, (supaya bisa lebih banyak meng-explore daerah ini), sesuai petunjuk dari rekan kerja yang akan dikunjungi disana. Segera booking tiket pesawat Jakarta-Ternate.
Meskipun Rabu paginya, mendapat kabar dari Tobelo bahwa Gunung berapi (saya lupa namanya) disana sedang kembali aktif dan memuntahkan debu panas ke udara. Fotonya dikirimkan via blackberry messanger (bbm).
Hal ini tidak mengurungkan niat kami (saya dan rekan kerja) untuk tetap berangkat mengingat jadwal dan rencana kerja yang sudah disusun dan harus diselesaikan. Hari Rabu tengah malam itu, kami sampai di Bandara Soekarno Hatta karena pesawat Garuda yang akan kami tumpangi, (GA 648), Jakarta –Ternate, akan boarding 1 jam 5 menit setelah lewat tengah malam, tepatnya jam 01:05. Pesawat boarding dan take off tepat waktu dan keesokan paginya sekitar jam 07:35 kami mendarat dengan sempurna di Bandara Sultan Babullah, Ternate.
Begitu melongok ke jendela pesawat langsung disuguhkan pemandangan bandara yang sedikit berbeda, terlihat sangat bersih dengan bukit berlatar belakang langit biru yang cerah sehingga membuat kami langsung merasa segar dan segera mengeluarkan smartphone untuk mengabadikan pemandangan bandara Sultan Babullah, Ternate ini.
Berikut ini penampakan Bandara Sultan Babullah, Ternate dipagi hari yang cerah :
Karena harus menyebrang ke Pulau Halmahera, maka dari bandara Ternate, langsung menuju pelabuhan speedboat (kalo nggak salah Pelabuhan Kotabaru namanya) untuk menyebrang ke Sofifi. Sebenarnya ada alternative lain untuk menyeberang ke Sofifi, yaitu dengan menggunakan kapal ferry yang berangkat dari pelabuhan ferry Bastiong selama 2 jam menuju Sofifi. Kita pilih menggunakan speedboat karena waktu tempuhnya lebih cepat ‘hanya 45 menit’ meskipun selama lebih kurang 30 menit harus rela dibanting-banting oleh hempasan ombak laut Halmahera. Ongkos charter speedboat waktu itu sebesar Rp. 350.000.
Begitu sampai di pelabuhan Sofifi, langsung mencari mobil sewaan, yang banyak tersedia (standby) disana untuk menuju ke Tobelo. Memilih Kijang Inova dengan harga sewa sebesar Rp. 500.000. Begitu naik, langsung saya cek Google Maps, perjalanan darat Sofifi ke Tobelo berjarak sekitar 186 km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam 25 menit, asalkan jalannya mulus dan tanpa stop.
Berikut ini penampakan pulau Halmahera (terlihat mirip dengan Pulau Sulawesi cuma dalam skala jauh yang lebih kecil) dan jalan darat yang akan ditempuh dari Pelabuhan Sofifi menuju Tobelo.
Ternyata jalan yang dilalui sangat mulus dan boleh dibilang sama sekali tidak ada lobang atau jalan rusak yang mengganggu perjalanan, meskipun jalannya tidak terlalu besar tapi cukup untuk 2 mobil berpapasan. Sepanjang perjalanan banyak pemandangan laut yang saat indah, bersih dan didukung oleh cuaca yang cerah sehingga sangat kontras sekali antara langit, awan dan air laut yang berwarna biru kehitam-hitaman. Ditengah perjalanan karena kebetulan memang sudah lapar, Pak Supir berhenti di satu-satunya rumah makan pinggir jalan yang ada sepanjang jalan Sofifi – Tobleo ini dan terlihat sangat ramai dengan mobil-mobil yang sedang parkir.
Rumah makan yang terletak di kecamatan Kao ini namanya “Laduni”, begitu masuk langsung memilih lauk yang di sukai dari tempat pembakarannya. Ikan dan udang bakar yang dipilih ditambah dengan sambal dabu-dabu sangat enak sekali rasanya. Biaya yang dikeluarkan untuk makan siang (2 orang) termasuk nasi dan minum adalah sebesar Rp. 132.000 (sudah termasuk 10% pajak). Karena memang menyukai kuliner, maka nama rumah makan ini langsung tercatat di otak saya dan dalam hati berkata, ‘Harus mampir kesini lagi dalam perjalanan pulang nanti’.
Sekitar jam 2 siang, tiba di Tobelo dan langsung check-in ke Hotel Elizabeth Inn (terletak di seberang RS Bethesda), yang sudah di book oleh rekan kerja disini. Sorenya sambil ngopi-ngopi santai, membahas dan diskusi mengenai pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan. Seperti biasa, saya selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan secepatnya, harus lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan, supaya memiliki waktu lebih untuk sedikit meng-explore daerah yang baru pertama kali dikunjungi ini.
Malamnya, setelah makan malam dan duduk-duduk sambil ngobrol santai di teras atas Hotel Elizabeth, mulailah saya mencari dan menggali informasi mengenai tempat-tempat wisata yang ada di Tobelo ini.
Dari informasi yang saya peroleh, ternyata di sekitar kota Tobelo, Halmahera Utara ini, menyimpan cukup banyak daerah tujuan wisata yang kalau mau kita explore semuanya tidak akan cukup dalam waktu seminggu saja.
Bayangkan, ada 9 (Sembilan) pulau-pulau kecil disekitar Tobelo yang saya yakin menyimpan begitu banyak keindahan pemandangan pantai dengan pasir bersih, air laut sebening kristal dan langit yang biru dengan kombinasi putihnya awan. Pulau-pulau itu adalah: Pulau Carlen Pitu, Kuma, Luari, Rorange, Pawole, Tagalaya, Meti, Pasir Timbul, dan Kakara.
Selain ke 9 pulau itu, ada 2 air terjun, yaitu : Air terjun Jembatan Batu dan Air Terjun Kokoguru Mete, serta 2 Telaga, yaitu : Telaga Nila dan Telaga Paca.
Selama seminggu bertugas di Tobelo dan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan dari pagi sampai sore bahkan kadang-kadang malam hari baru selesai, akhirnya hanya sempat mengunjungi:
Pantai Kupa-Kupa ini merupakan pantai yang rindang karena ditumbuhi oleh pohon-pohon di sepanjang pantainya, pantainya bersih dan air lautnya jernih, mungkin karena memang pengunjungnya masih terbatas saja, jadi semuanya masih terjaga dan terawat dengn baik. Saat saya berkunjung kesana, meskipun hari minggu, pengunjungnya terlihat tidak terlalu banyak. Di pantai ini, kita dapat melakukan aktifitas seperti snorkeling dan canoeing, juga tersedia cottage dan beach bar.
Berikut ini beberapa foto yang diambil di Pantai Kupa-Kupa :
Telaga Nila terletak di Togawa, Galela Selatan, di pinggir jalan utama antara Tobelo – Galela. Di atas danau ini terdapat warung makan dengan menu utama ikan Mas, Mujair dan Nila. Menu makanannya ini dijual per paket, termasuk nasi, pisang yang digoreng tipis khas Maluku, kangkung rebus dan sambel. Makanannya enak dan harganya reasonable. Sambil makan kita dapat menikmati pemandangan jernihnya air danau berlatar belakang perbukitan dan langit yang biru. Meskipun udaranya cukup panas, tapi tetap terasa sejuk karena hembusan angin dari tengah danau.
Berikut ini beberapa foto yang diambil di Telaga Nila :
Kesan mengunjungi Tobel, Halmahera Utara.
Tobelo menyimpan cukup banyak keindahan alam berupa pantai, pulau dan alam bawah laut yang belum banyak dikunjungi oleh pelancong, saya yakin keindahannya tidak akan kalah oleh Raja Ampat di Irian. Akses menuju Tobelo tidak sesulit menuju Raja Ampat. Fasilitas hotel, Rumah Makan, Mini Market dan Bank (dengan ATMnya) juga tersedia dan tersebar cukup di dalam kota Tobelo. Untuk Anda yang menyukai kuliner, harus dicoba berbagai macam sambalnya (seperti Dabu-dabu dan Colo) serta makanan pengganti karbohidrat (nasi) seperti pisang goreng yang diiris tipis dan singkong rebus. Pisang goreng dan singkong rebus ini tidak akan ditemui di Jakarta.
Satu hari nanti, pasti akan kembali lagi ke Halmahera untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang belum sempat dilihat, tentunya harus dengan waktu liburan yang lebih panjang.
Salam,
Jalan2